1. Dua kotak persegi empat berisi Bab I: Latar belakang, pengertian, visi, misi,tujuan dan perkembangan PPA. Bab II: manusia, negara dan urgensi pengawasan, adalah background dari seluruh proses pemberdayaan PPA yang akan diaplikasikan dalam sosialisasi/training PPA, sehingga berada pada titik simbol PPA.
2. PPA dalam bingkai segitiga: berada di tengah memberi makna PPA sebagai pusat ide dalam wujud konsep pemberdayaan SDM melalui proses internalisasi nilai-nilai agama yang diintegrasikan dengan nilai kode etik dan manjemen pemerintahan. Diharapkan dapat mendorong terciptanya mentalitas aparatur pemerintah berbasis spiritual dalam dimensi ilmu, iman dan amal.
3. Bingkai segi tiga: Iman, ilmu dan amal:
PPA dibangun oleh tiga dimensi Ilmu, Iman dan Amal. Hal ini merupakan titik tolak yang mendasari proses sosialisasi PPA. Pembahasan PPA dimulai dari proses penggalian ilmu dalam memasuki ranah kognitif menuju terbentuknya iman yang berada diwilayah afektif (EQ, SQ), dan diaplikasikan dalam amal/karya nyata sebagai gambaran memasuki ranah psikomotorik.
4. Simbol Lingkar Proses Pemberdayaan PPA
a. PPA memandang bahwa manusia memiliki potensi yang belum diberdayakan secara maksimal, atau potensi yang ada masih tertutup oleh kotoran dan belenggu negatif. Maka perlu ada proses penjernihan agar potensi yang dimiliki manusia dapat berfungsi maksimal.
b. Untuk memperkuat proses penjernihan dilakukan upaya pengenalan siapa Tuhan kita, siapa diri kita, alam semesta dan apa arti kehidupan kita.
c. Hasil dari proses pemberdayaan ini, selanjutnya siap diinternalisasikan dan melebur dengan lingkaran kode etik pegawai dan aparatur pemerintahan yang diharapkan akan terjadi penyegaran, dan pemeliharaan mentalitas aparatur pemerintahan berupa kekuatan prinsip, memiliki keteladanan, kepemimpinan yang integratif, pembelajaran, orientasi dan manjemen berbasis spiritual.
d. Meskipun dari segi kajian masuk dalam ranah kognitif, tetapi dalam pengungkapan bahasa dan sosialisasi/training PPA memasuki wilayah afektif (EQ dan SQ).
5. Lingkar Kode Etik dan Mentalitas, Keteladanan, Kepemimpinan, Pembelajaran, Orientasi dan Manajemen.
a. Kode etik apabila lepas dari akarnya; yakni nilai agama hanyalah merupakan nilai normatif yang mati tanpa ruh. PPA dengan sistem sosialisasi dan trainingnya, akan memberdayakan nilai-nilai agama yang diinternalisasikan dengan nilai kode etik, agar nilai kode etik hidup dan siap memasuki dan melebur dalam bentuk mentalitas dan karakter mulia pegawai dan aparatur pemerintahan.
b. Mentalitas, keteladanan, kepemimpinan, pembelajaran, orientasi dan manajemen adalah 6 konsep nilai yang secara langsung terkait dalam masalah tata kelola pemerintahan. Apabila ada nilai-nilai lain maka cukup dimasukan dalam 6 konsep ini, agar terpenuhi efektivitas sisitimatika dan memudahkan pemahaman.
c. Dalam dua lingkaran ini memasuki ranah kognitif sekaligus ranah apektif.
6. Lima Lingkaran: Visi, Membangun Karakter, Pengendalian diri, Sinerji dan Aksi.
a. Lima konsep tersebut adalah nilai praksis dalam sistem manajemen pemerintahan, sehingga kajiannya adalah tentang konsep nilai yang siap diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, masyarakat dan dikantor.
b. Dari segi tatanan nilai masuk dalam ranah kognitif, namun siap untuk memasuki wilayah psikomotorik. Dalam praktik sosialisasi dan training PPA akan diarahkan pada kegiatan yang berpola aksi;
c. Dalam sosialisasi/training PPA 5 konsep ini akan diaplikasikan dalam bentuk simulasi dan game.
7. Lingkaran besar: bahwa seluruh lingkaran, baik dari bingkai segi tiga PPA, lapisan lingkaran berikutnya sampai dengan lingkaran luar adalah merupakan satu kesatuan sistem, yaitu PPA Model.
No comments:
Post a Comment